Blog

Pelatihan dan Sertifikasi QCRO Pimpinan Unit Kerja di IPB

Peserta pelatihan MR QCRO
Highlight / News

Pelatihan dan Sertifikasi QCRO Pimpinan Unit Kerja di IPB

Siapkan pemimpin unit kerja sebagai pemilik risiko, Kantor Manajemen Risiko IPB selenggarakan Pelatihan Manajemen Risiko Sektor Publik bagi pimpinan unit kerja melalui program Qualified Chief Risk Officer (QCRO). Pelatihan ini diselenggarakan pada Kamis & Jumat 16-17 November 2023. Asesmen untuk sertifikasi kompetensi akan diselenggarakan pada Sabtu, 02 Desember 2023.

Meningkatkan Kepemimpinan Unggul Melalui Pelatihan Manajemen Risiko di IPB

Dalam upaya menciptakan pemimpin yang unggul dan kompeten, Kantor Manajemen Risiko (KMR) IPB mengadakan Pelatihan Manajemen Risiko Sektor Publik pada tanggal 16-17 November 2023. Pelatihan ini dihadiri oleh para pimpinan fakultas, sekolah, dan unit kerja di lingkungan IPB dan berlangsung di Luminor Hotel Padjajaran, Bogor.

Meningkatkan Kapabilitas Manajemen Risiko

Kepala KMR IPB, Budi Purwanto, menegaskan bahwa tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kapabilitas pemimpin dalam mengelola risiko secara efektif. “Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mengelola risiko sehingga keputusan yang diambil dapat didasarkan pada pertimbangan yang matang,” ujar Budi. Menurutnya, pengelolaan risiko yang baik harus melibatkan semua level dalam struktur organisasi, mulai dari tingkat fakultas hingga ke unit-unit di akar organisasi.

Budi juga menyoroti pentingnya membangun tim yang strategis dengan keberadaan analis teknis yang mampu mencari solusi mendalam terhadap berbagai tantangan. Ia menjelaskan bahwa KMR IPB berencana untuk melibatkan kembali risk officer sebagai risk champion sesuai panduan ISO 31000. “Risk champion akan memberikan dukungan teknis yang diperlukan untuk mencapai target di setiap fakultas dan memastikan keberlanjutan proses manajemen risiko sehari-hari,” tambahnya.

Pentingnya Identifikasi dan Kontrol Risiko

Salah satu poin utama dalam pelatihan ini adalah mendorong setiap unit untuk menyusun performa risiko mereka. Langkah ini bertujuan agar unit kerja dapat mengidentifikasi tingkat risiko yang dapat dikendalikan dan merencanakan strategi mitigasi yang lebih baik di masa depan. Budi menekankan bahwa fokus utama bukan hanya pada pencapaian target, tetapi juga pada pemahaman akar penyebab masalah agar kesalahan yang sama tidak terulang.

“Pendekatan yang kami gunakan mencakup analisis mendalam terhadap penyebab utama masalah untuk memberikan pembelajaran yang relevan dan meningkatkan efektivitas pengendalian risiko,” jelas Budi. Ia menambahkan bahwa pengendalian risiko yang efektif memerlukan proses yang terstruktur sehingga dampak dari risiko dapat diminimalkan.

Manajemen Risiko dalam Konteks Sektor Publik

Tri Wahyono, trainer dari Way Academy, turut memberikan wawasan dalam pelatihan ini. Menurutnya, manajemen risiko adalah pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ke dalam kerangka kerja yang kokoh. “Validasi dan limitasi strategi manajemen risiko harus diinformasikan secara transparan kepada pengambil keputusan,” kata Tri. Ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan interaksi antara manusia dan budaya dalam pengelolaan risiko, karena keduanya dapat menjadi sumber sekaligus pengendali risiko.

Tri menambahkan bahwa sektor publik seringkali menghadapi tantangan berupa persepsi negatif terhadap risiko, yang dapat menghambat penerapan praktik manajemen risiko yang efektif. Oleh karena itu, dialog terbuka mengenai perancangan pengendalian risiko menjadi sangat penting untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi strategi yang lebih baik.

Komitmen IPB

Pelatihan ini mencerminkan komitmen IPB untuk terus meningkatkan kualitas kepemimpinan dan tata kelola risiko di sektor publik. Dengan pendekatan yang berbasis prinsip dan kerangka kerja manajemen risiko, IPB berharap dapat menciptakan pemimpin-pemimpin unggul yang mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih percaya diri dan terencana.

Pelatihan ini tidak hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat peran IPB sebagai institusi yang berkomitmen pada pengelolaan risiko yang berkelanjutan dan berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang.

KMR menyelenggarakan kegiatan ini dengan memperoleh dukungan dari Direktorat Sumber Daya Manusia (DSDM) IPB. Pelatihan dilaksanakan dalam 18 jam pembelajaran yang mencakupi elemen-elemen kompetensi yaitu pemahaman konsep Manajemen Risiko dan konteks Sektor Publik Perguruan Tinggi di Indonesia; mengembangkan penerapan prinsip, kerangka kerja dan proses Manajemen Risiko berbasis SNI ISO 31000; menetapkan kategori dan kriteria risiko berdasarkan lingkup dan konteks fakultas, sekolah atau unit kerja; mengembangkan Manajemen Risiko Hukum, Kepatuhan dan strategi serta struktur Tata Kelola Risiko dan Kepemimpinan untuk mendukung Implementasi Manajemen Risiko pada masing-masing unit kerja.

Sertifikasi QCRO diperuntukan bagi Manajemen Senior yang merupakan Risk Owner di tingkatan strategis dan mengemban tugas pemastian efektivitas proses Manajemen Risiko yang dijalankan oleh unit-unit kerja di bawah koordinasinya. Pelatihan perisiapan sertifikasi diikuti oleh 12 pimpinan fakultas/sekolah/unit kerja selama dua hari, diselenggarakan oleh The WAY Academy sebagai persiapan untuk mengikuti sertifikasi pemegang kompetensi yang aktif di fakultas, sekolah atau unit kerja masing-masing sesuai elemen kompetensi.

Peserta yang mengikuti asesmen dan dinyatakan kompeten dapat mendukung penyelenggaraan manajaemen risiko dengan memiliki daftar dan profil risiko, register risiko residual dan perlakuan risiko yang dibutuhkan, serta relevansi kriteria penilaian tingkat risiko operasional dengan sasaran IKU masing-masing unit kerja.(Ash)

Comments are closed.

Archives