KMRPLK Gelar Webinar Biorisiko sebagai Upaya Pencegahan Risiko dalam Penggunaan Agen Biologis

KMRPLK Gelar Webinar Biorisiko sebagai Upaya Pencegahan Risiko dalam Penggunaan Agen Biologis
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan bidang mikrobiologi, bioteknologi dan biomedis telah menghasilkan berbagai perawatan yang dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh agen penyakit menular. Namun penggunaan agen biologis seperti bakteri, virus maupun toksin dalam pemeliharaan kesehatan manusia bak pisau bermata dua. Penggunaan yang tidak disertai dengan prinsip keselamatan dan keamanan dapat berdampak kepada kesehatan manusia dalam berbagai cara. Mulai dari reaksi alergi yang relatif ringan hingga kondisi medis yang serius bahkan kematian. Munculnya pandemi penyakit menular, insiden kecelakaan di laboratorium maupun penggunaan agen biologis secara sengaja untuk senjata biologis merupakan spektrum risiko yang dapat terjadi dan berpotensi memakan korban jiwa atau berdampak bencana pada tumbuhan atau hewan.
Sebagai upaya pencegahan risiko biologis tersebut maka setiap komponen yang terlibat dalam pemanfaatan agen ini perlu memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai bagaimana mengelola risiko biologis dengan mengedepankan prinsip budaya bekerja dengan agen biologis secara selamat (biosafety) dan aman (biosecurity).
Untuk itu, Kantor Manajemen Risiko dan Perlindungan Lingkungan Kerja (KMRPLK) mengadakan International Webinar on Biorisk yang mengangkat tema besar “Fostering Culture of Biosafety, Biosecurity, and Responsible Conduct in Life Science”, (17/12). Kegiatan ini menghadirkan narasumber antara lain Dr Prasad Kuduvalli, Ms Chook Mee Lan, Dr drh Diah Iskandriati dan Dr drh Huda Darusman.
Dalam sambutannya, Prof Dr Dodik Ridho Nurrochmat selaku Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB University mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara tropis dengan kekayaan mikroorganisme yang melimpah memiliki kondisi seperti dua sisi mata koin. Diperlukan praktik yang baik oleh para aktor, yaitu ilmuwan, dimanapun mereka berada. Pada waktu yang sama, kebijakan, peraturan serta aspek legal lain yang bersangkutan juga diperlukan.
“IPB University sadar bahwa kondisi tersebut pada berbagai unit kampus jauh dari kata sempurna, sehingga IPB University perlu menciptakan dan menguatkan budaya yang dapat menekankan aspek biosafety, biosekuritas laboratorium dan perilaku yang bertanggung jawab dalam ilmu kehidupan di seluruh tingkat perguruan tinggi,” ungkapnya.
Dr Prasad Kuduvalli, Director of Scientific Programs Health Security Partners Washington DC, Amerika Serikat berbagi pengalaman tentang peran institusi pendidikan dan riset dalam mengembangkan bioeconomy yang aman dan nyaman. Pada sesi yang sama, Ms Chook Mee Lan yang merupakan Director, Facilities and Engineering Services Temasek Life Science Laboratory – Singapura juga menyampaikan bahwa pendidikan tentang biorisiko sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit tetapi konsisten.
Pada sesi kedua, Dr drh Diah Iskandriati, dosen IPB University yang dalam acara ini mewakili Asosiasi Biorisiko Indonesia menegaskan kembali bahwa budaya biosafety dan biosecurity di Indonesia harus bisa menyatu dalam semua lini kehidupan. Ia juga berbagi data mengenai perkembangan biosafety dan biosecurity di Indonesia.
Pada sesi yang sama, Dr drh Huda Darusman dari Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSSP – LPPM) IPB University berbagi pengalaman praktis yang sudah dilakukan, termasuk ketika bekerja dengan primata.
International Webinar yang diikuti lebih dari 200 peserta ini dibagi menjadi dua sesi yang masing-masing dipimpin oleh Dr Joko Pamungkas dan Dr Henny Purwaningsih. Sesi pertanyaan dibanjiri dengan pertanyaan dari para peserta yang berasal dari berbagai negara. Perhatian yang tinggi diberikan oleh para peserta terkait topik biosafety dan biosecurity di dunia dan di Indonesia.
Dr Aceng Hidayat selaku Sekretaris Institut sekaligus Kepala KMRPLK mengapresiasi antusiasme peserta dalam diskusi dan berharap topik biorisiko ini semakin banyak dibicarakan di institusi pendidikan secara khusus serta Indonesia dan dunia secara umum. (MW/Zul)